Dalam keseharian sering kita mendengar kata motivasi diucapkan orang, misalnya: Si A sangat termotivasi untuk ikut bertanding. Si B kurang motivasi kerjanya. Motivasi si C tinggi sekali. SI D harus dimotivasi agar lebih tekun bekerja, dan masih banyak lainnya.
Sering juga kita melihat seseorang (misal: A) sangat antusias dalam melaksanakan pekerjaannya sementara di pihak lain di bidang pekerjaan yang sama ada orang (misal: B) yang bekerja biasa-biasa saja bahkan terkadang seadanya. Apa yang menyebabkan keduanya berbeda dalam mencurahkan tenaga dan pikiran pada pekerjaan yang sama? Motivasinya berbeda. Kita boleh saja mengatakan bahwa factor motivasi adalah penyebab mengapa keduanya bekerja secara berbeda. Kita boleh mengatakan bahwa si A memiliki motivasi tinggi, sedangkan si B hanya memiliki cukup motivasi atau bahkan mungkin rendah.
Lalu apa sebenarnya motivasi kerja itu?
Sudah banyak pakar mendefinisikan motivasi yang dapat kita jumpai di berbagai literatur. Benang merah dari definisi-definisi motivasi yang telah dinyatakan oleh banyak pakar tersebut adalah bahwa motivasi merujuk pada adanya kondisi yang mendorong tindakan individu. Individu yang mempunyai motivasi akan bersedia mencurahkan energi fisik dan mentalnya untuk melakukan pekerjaan. Motivasi dapat juga dirumuskan sebagai perilaku yang mengarah pada tujuan. Hal ini berarti motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan.
Secara matematis motivasi dapat diformulasikan sebagai fungsi dari motif, harapan, dan insentif.
Motivasi = f (motif, harapan, insentif)
Dengan formula di atas kita dapat memprediksi motivasi seseorang, dan juga kita dapat memotivasi seseorang dengan cara memanipulasi dimensi-dimensi motivasi, yaitu motif, harapan, dan insentif. Motivasi berbanding lurus dengan motif, harapan, dan insentif. Motivasi seseorang merupakan interaksi antara motif yang ada dalam dirinya, adanya harapan untuk mencapainya, dan insentif yang disediakan dari lingkungan. Artinya apabila ketiga dimensi ini meningkat maka meningkat pula motivasi individu.
Motif adalah daya atau kekuatan yang ada dalam diri (inner potential) seseorang. Daya inilah yang mengarahkan dan mempertahankan perilaku orang dalam melaksanakan aktivitas tertentu. Motif merupakan daya penggerak dari dalam individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Dengan demikian dapat dikatakatan bahwa motivasi seseorang tergantung pada kekuatan motif. Motif ini yang menyebabkan mengapa seseorang berusaha mencapai tujuan-tujuan, baik sadar ataupun tidak sadar. Motif ini pula yang menyebabkan seseorang berperilaku, yang dapat mengendalikan dan memelihara kegiatan-kegiatan, dan yang menetapkan arah umum yang harus ditempuh oleh seseorang tersebut.
Harapan adalah peluang yang diperkirakan seseorang bahwa kegiatan yang akan dilakukannya dapat mencapai hasil yang diinginkan. Artinya, seseorang akan termotivasi apabila ia menilai pekerjaan yang akan dilakukan memiliki peluang untuk dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat baginya.
Insentif adalah imbalan yang didapat oleh seseorang sebagai balas jasa dari hasil pekerjaan yang telah dilaksanakannya. Apabila seseorang menilai bahwa imbalan tersebut sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab yang telah dilakukannya maka ia akan semakin antusias dalam bekerja. Bentuk insentif bisa berbentuk materi dan juga non materi.
Secara ringkas, dapat dinyatakan bahwa seseorang yang memiliki keinginan kuat (motif) untuk mencapai sesuatu, dan terdapat kegiatan atau jalan untuk mencapainya besar (harapan), serta tersedia imbalan (insentif) atas kegiatan yang dilakukan, maka dapat diduga motivasi kerja orang tersebut akan tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar