Selasa, Februari 17, 2009

Fenomena PONARI dan “BATU SAKTI”-nya


Pada saat ini semua stasiun Televisi menyiarkan tentang “kesaktian” Ponari. Ponari bocah cilik yang lugu dari jombang tiba-tiba menjadi ”selebritis” dadakan. Ponari oleh sebagian orang dianggap sebagai ”dewa penyembuh” atas berbagai penyakit. Banyak orang yang berbondong-bondong datang dan rela antri berjam-jam, tidak peduli dengan situasi berdesak-desakan, agar dapat berjumpa dengan Ponari dan mendapat celupan batu yang kononnya sakti mandraguna. Bahkan walaupun sudah terjadi korban jiwa sebagai akibat desak-desakan tersebut, toh......tetap saja orang berjubel-jubel datang dan tetap berdesak-desakan. Mereka tidak peduli akan kejadian tersebut, karena ”keinginan yang kuat untuk sembuh” begitu kata beberapa orang yang diwawancarai oleh stasiun-stasiun swasta. Fenomena apa ini sebenarnya? Dan Bagaimana seharusnya pemerintah menyikapinya?

Salah satu ciri masyarakat Indonesia, sebagaimana pernah dinyatakan oleh Koentjoroningrat, adalah percaya pada tahayul. Kepercayaan ini sudah melekat kuat pada diri sebagian besar masyarakat Indonesia. Keyakinan akan adanya kekuatan-kekuatan supranatural ini kemudian berlebihan sehingga tejadi hal-hal yang bersifat irrasional, terjadi pengkultusan terhadap materi atau peristiwa yang dianggap mampu menunjukkan ”kesaktiannya”, seperti pohon keramat, batu bertuah, jimat, dan lain sebagainya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa hal-hal yang ghaib itu ada, namun harus ditempatkan secara proporsional sesuai dengan tuntunan agama. Kemampuan intelektual disertai kekuatan iman menjadi faktor penentu bagi terciptanya keyakinan yang rasional. Dan banyak pula faktor yang dapat memengaruhi kekuatan intelektual dan kekuatan iman seseorang. Fenomena Ponari, memperlihatkan bahwa kekuatan intelektual dan iman sebagian masyarakat Indonesia belum mampu untuk melakukan pertimbangan yang rasional, sehingga lebih percaya pada hal-hal yang berbau klenik. Selain itu, ketidakpastian jaminan pelayanan kesehatan, kondisi ekonomi yang rendah, dan keinginan sembuh secara instan juga menjadi faktor timbulnya fenomena Ponari.


Belajar dari fenomena Ponari, sudah saatnya mulai sekarang Pemerintah memperbaiki dan meningkatkan kekuatan intelektual dan iman masyarakat Indonesia. Kekuatan intelektual dan iman masyarakat Indonesia secara terus-menerus perlu untuk ditumbuhkembangkan. Perlu adanya proses perubahan perilaku masyarakat, yang dapat dilakukan melalui upaya-upaya pemberdayaan, upaya-upaya pendidikan, serta mengembangkan situasi dan kondisi lingkungan yang kondusif bagi terciptanya efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran tersebut. Pemerintah harus lebih memperhatiakan kebutuhan rakyatnya. Pemerintah harus mampu memberikan jaminan pelayanan kesehatan, harus mampu mendidik masyarakat menjadi masyarakat byang membangun dan mandiri serta rasional.

Terkait dengan batu yang kononnya sakti milik Ponari, seharusnya oleh pihak terkait perlu dilakukan penelitian atau kajian secara ilmiah. Segala sesuatu yang ada di alam ini pada dasarnya mengandung energi, ada yang bermanfaat ada pula yang merusak. Seperti contoh uranium adalah sejenis batu yang memiliki energi yang bila berada di tempat gelap akan terlihat seperti menyala, dan energi ini dapat dimanfaatkan oleh manusia. Ada juga batu yang memiliki energi seperti magnet sehingga dapat melekatkan benda-benda yang berunsur logam, batu bara yang memiliki energi panas, dan masih banyak contoh lainnya. Pada Zaman dahulu sebelum adanya kajian ilmiah mungkin saja batu-batu tersebut akan dikultuskan juga.

Oleh karenanya, untuk mendapat kepastian apa sebenarnya batu yang dimiliki Ponari, dan apa yang dikandung oleh batu tersebut perlu dilakukan kajian-kajian ilmiah. Agar tidak terjadi spekulasi atas ”kehebatan” batu tersebut. Apakah orang-orang yang sembuh memang betul-betul sembuh atau sekedar merasa sembuh (placebo effect); sembuh semu sebagai akibat sugesti yang mendalam terhadap ”kesaktian” batu tersebut. Kalau memang betul-betul sembuh maka dengan kajian ilmiah dapat diupayakan untuk mencari tahu unsur-unsur apa yang dikandung batu tersebut, sehingga suatu saat apabila ditemukan kandungan unsur-unsur yang memang berguna bagi kemaslahatan manusia, maka dapat diperbanyak atau direplikasi yang nantinya dapat digunakan sebagai obat baru atau penemuan baru di bidang medis......who knows???.

Tidak ada komentar: