Kamis, Februari 19, 2009

Hubungan Penyuluhan dan Pemberdayaan


Kegiatan penyuluhan tidak efektif bila sasaran suluh sekedar mengetahui adanya inovasi (new practice) yang diperkenalkan atau ditawarkan oleh penyuluh namun tidak diikuti dengan perubahan perilaku. Dengan demikian, kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh hendaknya jangan sekedar mempresentasikan adanya inovasi saja namun perlu diikuti oleh program atau kegiatan partisipasi yaitu kegiatan yang diarahkan untuk mengajak sasaran suluh agar mau terlibat dalam kegiatan tersebut. Artinya, bahwa kegiatan penyuluhan jangan hanya merupakan kegiatan yang sifatnya sekali jalan namun harus menjadi kegiatan yang sifatnya berkelanjutan. Kegiatan lanjutan ini bertujuan untuk melihat dan membuktikan apakah telah terjadi perubahan perilaku pada sasaran suluh. Terdapat enam tahapan dalam proses perubahan yang akan dilalui sasaran suluh dalam mengadopsi suatu keterampilan baru, yaitu tahap pra perenungan, perenungan, pengumpulan informasi, tindakan, adopsi dan internalisasi.

Walaupun tujuan akhir kegiatan penyuluhan adalah perubahan perilaku sasaran suluh yang ditandai dengan diadopsinya inovasi, namun perlu diperhatikan bahwa setiap tahapan yang dilewati menandakan telah terjadinya perubahan pada diri sasaran suluh. Oleh karena itu setiap tahapan yang dilalui oleh sasaran suluh perlu dipantau dan didokumentasikan oleh penyuluh, agar nantinya para penyuluh dapat menyediakan berbagai informasi, dukungan dan pelayanan yang dibutuhkan oleh sasaran suluh dalam setiap tahapan yang dilaluinya sehingga tercapai tahapan akhir dari proses perubahan tersebut.

Agar keseluruhan tahapan tersebut yang merupakan tujuan dari kegiatan penyuluhan dapat tercapai, maka sebelum melaksanakan kegiatan penyuluhan baik penyuluh maupun lembaga penyuluhan perlu melakukan persiapan dengan merancang suatu program penyuluhan yang tepat sasaran, tepat waktu dan taat asas. Perlu juga diperhatikan bahwa perubahan perilaku tidak muncul begitu saja, namun bergantung pada kapasitas atau power (daya) yang dimiliki oleh sasaran suluh. Oleh karena itu, para penyuluh perlu memahami dan menyadari bahwa pada hakekatnya setiap orang atau sasaran suluh mempunyai kapasitas, namun pada umumnya kapasitas tersebut belum diberdayakan dan dikembangkan.

Dengan kesadaran ini maka yang perlu dilakukan oleh penyuluh adalah bagaimana mengelola kapasitas yang sudah dimiliki sasaran suluh tetapi belum dikembangkan untuk menjadi suatu kekuatan, menjadi energi yang besar sehingga sasaran suluh mampu mengatasi masalah yang mereka hadapi. dan mampu mengontrol hidupnya sendiri. Proses pengembangan kapasitas sasaran suluh dikenal dengan pemberdayaan. Proses pengembangan kapasitas ini dimulai dari lingkup individu yang kemudian diharapkan menyebar menjadi lingkup yang lebih luas yaitu peningkatan kapasitas masyarakat. Dalam aktivitas pemberdayaan, masyarakat diberikan peluang atau kesempatan dan dukungan serta sumberdaya agar secara mandiri mampu mengontrol dirinya sendiri.

Tidak ada komentar: