Kamis, Januari 29, 2009

Program Pembangunan Masyarakat, Sudahkah Taat Azas?

Pada saat ini banyak program pembangunan diluncurkan oleh pemerintah dengan slogan berbasis masyarakat. Pertanyaan yang muncul adalah apakah yang dimaksud dengan berbasis masyarakat? Apakah kegitan-kegiatan dalam program tersebut "katanya" diperuntukan bagi masyarakat namun peran masyarakat hanya sebagai pelengkap penderita dimana segala kegiatan program atau dominan kegiatan dilakukan oleh pemerintah, ataukah kegiatan-kegiatan tersebut menempatkan masyarakat sebagai subyek aktif yang turut serta dalam kegiatan-kegiatan program mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan mengevaluasi kegiatan?

Pada konteks yang pertama masyarakat dianggap sebagai objek. Kegiatan yang dilakukan cenderung ditekankan pada upaya work for people. Sedangkan pada konteks yang kedua penekanannya pada upaya work with people, di mana masyarakat ditempatkan sebagai mitra, ditempatlan sebagai pelaku utama pembangunan.

Paradigma work for people akan menyebabkan masyarakat terbiasa menerima bantuan, segala sesuatu dikerjakan oleh luar masyarakat (pemerintah). Walaupun tujuannya untuk mensejahterakan dan membangun masyarakat namun proses pencapaiannya tidak memberdayakan potensi masyarakat atau tidak memandirikan masyarakat. Pada konteks ini, masyarakat diibaratkan anak kecil yang tidak memiliki kemampuan apa-apa, sehingga perlu dibantu. Apabila program pembangunan seperti ini dilanjutkan, maka yang akan terjadi adalah terbentuknya masyarakat yang ”malas”, masyarakat yang selalu bergantung pada bantuan, masyarakat yang tidak memiliki kapasitas, masyarakat yang tidak memiliki kemampuan untuk terlepas dari belenggu masalah yang melilitnya.

Paradigma work with people menempatkan masyarakat sebagai subjek aktif. Masyarakat dilibatkan sebagai mitra kerja dalam kegiatan-kegiatan pembangunan. Masyarakat diajak duduk bersama, berdialog, dan sama-sama memikirkan upaya-upaya perbaikan kualitas kehidupannya serta bekerja bersama melalui berbagai program pembangunan yang ada. Program pembangunan masyarakat dengan basis work with people akan melahirkan masyarakat yang mampu menganalisis potensi dan masalah yang ada disekitarnya, serta mampu mencari alternatif-alternatif untuk memecahkan masalah yang ada berdasarkan potensi yang dimilikinya.

Pertanyaan yang muncul berikutnya: berdasarkan paradigma yang mana program pembangunan berbasis masyarakat yang dikedepankan oleh pemerintah kita? Untuk menjawabnya, paling tidak ada tiga prinsip penting yang perlu diketahui bahwa suatu program disebut sebagai program pembangunan masyarakat (community development) atau berbasis masyarakat: yaitu:

  1. Berorientasi pada self help masyarakat. Program pembangunan harus di arahkan pada upaya bagaimana masyarakat dapat mandiri, bagaimana masyarakat mampu menolong dirinya sendiri dalam menghadapi berbagai persoalan yang dihadapi. Artinya, bahwa program pembangunan masyarakat harus di arahkan pada upaya pemberdayaan, harus di arahkan pada upaya membangun kapasitas masyarakat, sehingga masyarakat mampu mengelola potensi yang dimilikinya menjadi suatu kekuatan yang dapat digunakan untuk mencari berbagai alternatif pemecahan masalah dan mampu membuat keputusan yang tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
  2. Berdasarkan pada felt need masyarakat. Program pembangunan masyarakat harus bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat. Masyarakat akan terlibat aktif dalam program tersebut apabila program yang diluncurkan menyentuh kebutuhan mereka. Program-program pembangunan yang tidak didasarkan pada kebutuhan masyarakat biasanya tidak akan berjalan dengan optimal. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi kebutuhan sebelum sebuah program diluncurkan. Hal ini perlu melibatkan masyarakat untu menyampaikan kebutuhannya. Atau apabila ada sesuatu hal yang sebenarnya menjadi kebutuhan tapi belum dirasakan oleh masyarakat, maka agen pembangunan harus mampu membuat masyarakat merasakan atau membangkitkan perasaan masyarakat bahwa hal tersebut merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi.
  3. Program pembangunan harus dilaksanakan secara terintegrasi atau terpadu yang meliputi dimensi atau aspek sosial, ekonomi, budaya, politik, lingkungan, serta personal dan spritual. Program pembangunan yang hanya mengacu pada satu aspek saja akan berjalan timpang atau tidak optimal. Oleh karenanya, keenam aspek tersebut harus selalu ada dalam kegiatan pembangunan masyarakat, walaupun mungkin penekanannya akan berbeda-beda di setiap daerah tergantung pada tingkat urgensinya.
Suatu program dikatakan pembangunan masyarakat jika ketiga prinsip ini diterapkan, jika tidak, maka program tersebut memang untuk membangun masyarakat (development of communities) namun bukan pembangunan masyarakat (community development). Dengan demikian, dari ketiga prinsip di atas dapat ditarik benang merah bahwa pembangunan berbasis masyarakat atau pembangunan masyarakat harus didasarkan pada upaya work with people.

Mengulang pertanyaan sebelumnya: apakah program-program pembangunan masyarakat yang diluncurkan pemerintah saat ini sudah taat azas atau telah sesuai dengan tiga prinsip yang telah disebutkan di atas sehingga dapat dikatakan sebagai community development?????!!!!.........

Tidak ada komentar: