Di sepanjang kehidupan, kita selalu dihadapkan oleh berbagai kenyataan atau peristiwa, baik disadari atau tidak disadari, suka atau tidak suka, yang mengharuskan kita untuk memilih dan kemudian membuat keputusan. Contoh sederhana saja, ketika seorang ibu akan berbelanja ke pasar maka ia akan melakukan plihan akan belanja apakah hari ini untuk kemudian di masak menjadi menu hari ini. Berbagai altenatif belanjaan ada dibenaknya, yang kemudian akan diputuskan untuk memilih salah satu yang dianggapnya tepat untuk menu hari ini. Contoh lain adalah seorang anak yang baru saja lulus dari bangku SMA. Di depannya ada banyak alternatif mau ke mana dia selanjutnya, bekerja atau meneruskan pendidikan atau menganggur, yang harus dipilihnya. Itulah hidup. Dalam hidup, manusia tidak akan pernah lepas dari pilihan-pilihan yang harus dibuatnya. Dalam konteks membuat keputusan, seseorang yang tidak memilih, sebenarnya sudah membuat pilihan atau mengambil kepurtusan, yaitu ia memilih untuk tidak melakukan pilihan.
Pilihan yang diambil, secara relatif, dapat dilihat dari dua aspek, yaitu baik dan tidak baik. Di katakan relatif karena tergantung pada situasi dan kondisi serta siapa yang melihat atau menilai putusan tersebut serta bergantung pada kematangan dan kesiapan kita menghadapi konsekuensi dari keputusan yang diambil. Saya kemudian mengklasifikasikannya ke dalam empat kategori, yaitu:
1. Pilihan yang diambil menurut saya baik, namun menurut orang lain dan/atau lingkungan tidak baik.
2. Pilihan yang diambil menurut saya tidak baik, tetapi menurut orang lain dan/atau lingkungan baik.
3. Pilihan yang diambil menurut saya tidak baik , dan menurut orang lain dan/atau lingkungan juga tidak baik.
4. Pilihan yang diambil menurut saya baik, dan menurut orang lain dan/atau lingkungan juga baik.
Dengan demikian, pilihan mana yang kita ambil sebenarnya tergantung pada berbagai konteks kebutuhan atau keinginan yang melingkari kita seperti keinginan pribadi kita, kebutuhan norma sosial dan agama, keinginan orang lain, tuntutan lingkungan, di mana setiap pilihan yang diambil mengandung konsekuensi-konsekuensi tertentu.
Konsekuensi-konsekuensi yang timbul tersebut akan mempengaruhi pola kehidupan seseorang di masa depan. Seseorang harus menyiapkan diri sehingga mampu beradaptasi dengan konsekuensi yang timbul sebagai akibat pilihan yang diambilnya. Terkadang konsekuensi yang terjadi bisa menjadi beban yang sangat berat dikemudian hari menjadikan seseorang menjadi down, namun ada juga konsekuensi yang menjadikan seseorang terlepas dari permasalahan yang dihadapi bahkan menghasilkan sesuatu yang produktif. Sebagaimana contoh di atas seorang yang baru lulus SMA yang kemudian memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan. Lulusan tersebut mungkin mempunyai pertimbangan tersendiri untuk tidak meneruskan sekolah. Bagi dia keputusannya tersebut merupakan hal yang baik, namun belum tentu dalam pandangan orang lain. Konsekuensi atas keputusan yang diambilnya dapat beragam bisa positip dan bisa negatip. Dari sisi lulusan itu sendiri, mungkin ia sudah memiliki persiapan diri untuk beradaptasi dengan konsekuensi dari pilihannya. Ia harus mampu menghadapi tantangan hidup yang ada di depannya, misalnya mencari pekerjaan. Bagi pandangan orang lain bisa saja mencibir misalnya mau kerja apa bila hanya lulusan SMA, atau bisa saja mendukung misalnya pandangan bahwa mungkin dia mau bekerja dulu untuk kemudian bila dana terkumpul bisa melanjutkan sekolah sambil bekerja.